Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Tragedi Fukushima, PLTN Haram?

Tsunami dengan kekuatan 9,0 skala richter yang meluluhlantahkan Jepang, tidak hanya memakan ratusan ribu korban jiwa dan harta, namun bencana alam itu juga menyebabkan munculnya 'tsunami' baru, yakni radiasi nuklir. Radiasi nuklir itu menjadi tsunami akibat dari meledak dan bocornya PLTN Fukushima. PLTN itu mengalami gangguan seperti itu dikarenakan bangunan fisiknya tidak kedap dari gempa dan tsunami yang melanda Jepang beberapa hari yang lalu.


Akibat ledakan dan bocornya PLTN itu maka radiasi yang menyebar ke masyarakat menjadi ancaman bagi kesehatan manusia, kanker, tidak hanya pada pekerja dan masyarakat sekitar PLTN, namun disebut bisa mencapai Tokyo, jarak Tokyo ke Fukushima sekitar 240 km, bahkan negara China dan Rusia pun mengkhawatirkan dampak radiasi itu.

Menghadapi ancaman radiasi itu pemerintah Jepang pun pastinya melakukan tindakan preventif untuk mencegah dampak yang lebih buruk. Sebanyak 200.000 warga Fukushima dan sekitarnya pun dievakuasi. Pada sebuah kesempatan, dikatakan oleh mantan Kepala Komisi Regulator Nuklir Amerika Serikat, Peter Bradford, bahwa bila pendingin gagal berfungsi maka situasi di Fukushima akan seperti yang terjadi di PLTN Chernobyl, Ukraina, (dulu menjadi bagian dari negara bagian Uni Soviet) tahun 1986. Dan sepertinya, apa yang terjadi di Fukushima sudah seperti apa yang terjadi di Chernobyl.

Apa yang terjadi di PLTN Fukushima itu membuat kekhawatiran banyak pihak. Presiden Amerika Serikat Barack Obama pun sangat khawatir akan krisis nuklir yang bisa mengancam nyawa manusia itu. Kejadian di Fukushima membuat Obama bertekad akan lebih memperbaiki keamanan fasilitas-fasilitas nuklir Amerika Serikat. Jerman pun melakukan langkah serupa, yakni menghentikan operasional PLTN-nya beberapa bulan. Bahkan, setelah melihat apa yang terjadi di PLTN Fukushima, Presiden Venezuela Hugo Chaves menunda pembangunan PLTN di negerinya.

Apa yang terjadi pada PLTN yang dikelola oleh Tokyo Electric Power Co itu secara awam membuat orang membayangkan dengan bom nuklir, sehingga secara gelap mata peristiwa itu bisa membuat kiamat dan trauma terhadap PLTN. Benarkah demikian? Pertama, kita tidak perlu khawatir sebab PLTN merupakan sebuah reaksi fisi dan atau fusi nuklir yang sifatnya terkendali, reaksi yang terjadi bisa diatur, sehingga dengan keamanan yang sudah dirancang cukup canggih maka segala sesuatunya bisa dikendalikan atau diatur bila dalam keadaan-keadaan tertentu.

Energi nuklir akan berbahaya bila sifatnya tidak terkendali. Sifat tidak terkendali ini biasanya digunakan sebagai senjata pemusnah massal seperti bom atom. Dari sini jelas terlihat apa yang terjadi di PLTN Fukushima bukan seperti bom nuklir yang meledak. Dari waktu ke waktu, teknisi reaktor pastinya akan mampu menaklukan radiasi yang dipancarkan PLTN Fukushima akibat meledak dan bocor.

Dari reaksi yang terkendali ini membuat Pemerintah Amerika Serikat pun sejauh ini juga tidak berencana melakukan moratorium nuklir menyusul krisis nuklir di PLTN Fukushima yang telah beberapa kali meledak menyusul gempa dan tsunami pada 11 Maret 2011. Obama pun menyatakan tidak khawatir jika radiasi bisa mencapai pantai-pantai AS. Sebab jika itupun terjadi maka levelnya akan rendah sekali begitu mencapai wilayah Amerika Serikat.

Kedua, bangsa Jepang sudah terbiasa dan selalu siaga ketika bencana tiba dari gempa bumi, tsunami hingga bom nuklir, sehingga ketika terjadi kebocoran di PLTN Fukushima, pemerintah Jepang dan masyarakat setempat tidak panik atau lari pontang-panting. Pengamanan terhadap warga pun berlangsung secara tenang dan tepat.

Selepas bom nuklir 'little boy' dijatuhkan oleh Amerika Serikat di Hiroshima dengan memakain korban sebanyak 140.000 jiwa dan bom nuklir 'fat man' yang dijatuhkan di Nagasaki dengan korban 80.000 jiwa, Jepang bangkit kembali. Meski porak poranda, akhirnya negara itu mampu kembali menjadi kekuatan ekonomi dunia. Berbagai bencana itu menumbuhkan Jepang sebagai bangsa yang tangguh. Dari bom nuklir itu saja mereka bisa bangkit, apalagi hanya kebocoran PLTN.

Ketiga, kebocoran PLTN Fukushima ini akan dijadikan alat propaganda bagi kelompok-kelompok tertentu bahwa PLTN merupakan sesuatu yang berbahaya. Bahkan sekelompok ulama di sebuah kabupaten mengeluarkan fatwa haram terhadap PLTN. Akibat dari sikap yang demikian maka untuk membangun PLTN akan memerlukan waktu yang lama, bukan karena masalah teknis, namun berkutat pada perdebatan mengenai masalah boleh atau tidak, banyak manfaat atau mudharat-nya.

Padahal PLTN ini memiliki kelebihan seperti tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca, tidak mencemari udara, sedikit menghasilkan limbah padat, biaya bahan bakar rendah, ketersedian bahan bakar yang melimpah. Berbagai kelebihan inilah yang menyebabkan negara-negara industri membangun PLTN. Dengan daya satu PLTN mencapai 1000 Megawatt, dan dengan 10 PLTN maka kebutuhan kebutuhan listrik untuk pabrik bisa terpenuhi, sedang untuk rumah tangga tidak "byar pet".

Negara-negara yang telah memiliki PLTN adalah Amerika Serikat, Inggris, Uni Sovyet, Perancis, Jerman, Jepang, India, Brasil, Pakistan, China, Korea Selatan, dan yang berencana membangun adalah Malaysia, Singapura, dan Vietnam. Negara-negara maju itu memiliki PLTN lebih dari satu bahkan ada yang sampai lima belas PLTN.

Kalau dikatakan ada dampak negatifnya, itu pasti, namun dengan semakin canggihnya teknologi maka dampak itu dari waktu ke waktu bisa diminimalisasi. Pentingnya PLTN selain adanya keunggulan seperti di atas, kita yang selama ini membangun pembangkit listrik dari tenaga apapun, selain nuklir, tetap saja tidak akan mencukupi kebutuhan listrik, sehingga di sana-sini masih sering terjadi pemadaman bergilir.

Adanya trauma pihak-pihak yang menolak PLTN bisa jadi mereka melihat energi nuklir dari apa yang terjadi di Hiroshim dan Nagasaki pada Agustus 1945. Pandangan tersebut syah-syah saja, namun pandangan itu tidak mengacu pada perkembangan teknologi nuklir yang ada. Kita sebenarnya sudah banyak merasakan tenaga nuklir untuk berbagai bidang, seperti dalam bidang kesehatan. Dari sekian ratus PLTN, hanya 2 yang mengalami kecelakaan, dari sini menunjukan bahwa pengamanan PLTN aman.

Keempat, bocornya PLTN Fukushima ini bisa jadi juga akan menjadi alat propaganda Amerika Serikat bagi negara-negara lain terutama Iran yang menggunakan fasilitas nuklir meski untuk tujuan damai. Selama ini Amerika Serikat menggembargemborkan bahaya nuklir. Apa yang terjadi di Chernobyl dan Fukushima, membuat Amerika Serikat semakin gencar propagandanya untuk menekan negara lain yang mencoba menggunakan energi nuklir. Padahal Amerika Serikat sendirilah yang menggunakan senjata nuklir untuk menghancurkan negara lain.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS